Apa itu Introversi?
Hampir satu-satunya definisi introversi adalah menerima energi dari kesendirian. Namun, ada lebih banyak kebiasaan dan karakteristik yang umum di kalangan introvert, seperti:
- Mengirim SMS alih-alih menelepon
- Lebih suka bekerja secara mandiri daripada dalam tim
- Mengamati sebelum mencoba aktivitas baru
- Rutin melakukan aktivitas yang membutuhkan pemikiran dan konsentrasi yang mendalam
Introversi pada dasarnya tidak negatif, dan saya pikir penting untuk ada lebih banyak kesadaran di sekitarnya dan untuk menghilangkan kesalahpahaman umum. Jika seorang introvert memang memiliki sifat negatif, maka itu lebih berkaitan dengan kebiasaan orang tersebut atau ciri kepribadian lainnya — bukan introversi.
5 Asumsi yang Salah Tentang Introvert
- Introvert benci bersosialisasi.
- Introvert itu pemalu.
- Introvert itu kejam dan angkuh.
- Introvert ingin menjadi ekstrovert.
- Introvert tidak tahu bagaimana bersenang-senang.
Mitos #1: Introvert Benci Bersosialisasi
Introvert memang lebih menikmati kesendirian daripada orang kebanyakan dan biasanya lebih suka melakukan aktivitas sendiri. Namun, mereka tidak ingin ditinggal sendirian sepanjang waktu—mereka juga bisa kesepian. Mereka masih menikmati dan mendambakan interaksi sosial, terutama dengan orang yang mereka rasa nyaman.
Introvert suka mencari kegiatan dan situasi yang tidak terlalu merangsang, dan mereka lebih suka membangun hubungan dekat dengan beberapa orang daripada mempertahankan lingkaran sosial yang besar. Mereka juga biasanya menemukan percakapan satu lawan satu dan pengaturan kelompok kecil lebih baik daripada pertemuan sosial besar.
Mitos #2: Introvert Itu Pemalu
Beberapa introvert pemalu, tapi tidak semuanya. Faktanya, beberapa orang ekstrovert mungkin saja pemalu. Introversi dan rasa malu adalah dua konsep yang terpisah, dan satu-satunya karakteristik serupa yang dimiliki keduanya adalah interaksi sosial yang terbatas. Introvert dan orang pemalu juga mungkin lebih suka suasana yang lebih tenang dan intim.
Introvert mendapatkan energi dari kesendirian, dan mereka terkuras secara emosional setelah menghabiskan banyak waktu dengan orang-orang. Studi penelitian menunjukkan bahwa introvert lebih sensitif terhadap rangsangan lingkungan dan karenanya membutuhkan lebih sedikit untuk merasa nyaman. Ini dapat muncul dalam beberapa cara, seperti menikmati kesendirian, diliputi oleh kebisingan dan keramaian, dan keinginan untuk mengikuti aktivitas dan rutinitas yang biasa. Bahkan dengan kecenderungan introvert ini, banyak introvert yang tahu bagaimana bersosialisasi saat diperlukan.
Rasa malu, di sisi lain, lebih banyak berasal dari rasa takut berinteraksi dengan orang lain. Itu juga bisa termasuk ketakutan akan ketidaksetujuan sosial. Meskipun demikian, orang pemalu biasanya masih ingin terlibat dengan orang lain. Mereka hanya merasa terhambat, sehingga sulit bagi mereka untuk bergaul dengan orang baru dan berbicara dalam kelompok.
Mitos #3: Introvert Itu Jahat dan Angkuh
Beberapa orang menafsirkan tindakan introvert sebagai tidak sopan, dan alasan mengapa introvert dianggap kasar atau bahkan menjengkelkan mungkin karena mereka tidak menunjukkan emosi sesering ekstrovert. Memang benar introvert biasanya menemukan kesulitan dalam kata-kata apa yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Namun, bukan berarti introvert tidak ramah. Otak mereka memproses informasi secara berbeda dari otak ekstrovert, dan introvert terkadang lebih suka menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi mereka kepada orang yang dekat dengan mereka.
Introvert dapat berjuang dengan pencarian kata, karena memang begitu lebih mungkin untuk memproses informasi secara menyeluruh dan merenung ke dalam. Di antara orang introvert, rangsangan dari dunia luar berjalan melalui jalur yang lebih panjang di otak, dan ini informasi melewati berbagai wilayah otak yang terlibat dengan pemikiran emosional, produksi ucapan, pengambilan keputusan, dan Penyimpanan. Karena informasi ini berjalan lebih lama, introvert membutuhkan waktu lebih lama untuk bertindak dan bereaksi.
Karena itu juga banyak introvert merasa lebih mudah mengekspresikan diri melalui tulisan. Menulis memungkinkan mereka untuk memproses dengan lebih baik bagaimana mereka berpikir dan merasakan, karena ini adalah proses yang jauh lebih lambat daripada berbicara. Sebaliknya, otak ekstrovert menerima informasi melalui jalur pendek yang melewati daerah otak yang memproses sentuhan, rasa, suara, dan penglihatan.
Budaya kita membuat keutamaan hidup hanya sebagai ekstrovert. Kami mengecilkan perjalanan batin, pencarian pusat. Jadi kami kehilangan pusat kami dan harus menemukannya lagi.
—Anaïs Nin
Mitos #4: Introvert Ingin Menjadi Ekstrovert
Introvert memang hidup di dunia yang sangat ekstrovert, jadi saya bisa mengerti mengapa sentimen ini ada. Ekstroversi sering disukai, yang dapat membuat introvert merasa seolah-olah tidak pada tempatnya. Tapi mengatakan bahwa mereka ingin menjadi ekstrovert agak salah, karena menyiratkan bahwa introvert perlu "diperbaiki". "Memperbaiki" menyiratkan bahwa ada sesuatu yang rusak, dan introversi bukanlah sifat yang perlu "diperbaiki".
Introversi itu normal dan sehat, dan kebanyakan introvert suka mendapatkan energi dari kesendirian. Merampas waktu sendiri secara paksa dapat menyebabkan efek negatif, seperti kelelahan emosional, penurunan produktivitas, dan masalah konsentrasi. Ketika mereka bersosialisasi, mereka dapat bertindak ekstrovert di sekitar sejumlah orang tertentu, tetapi itu tidak membuat mereka menjadi ekstrovert. Itu hanya berarti bahwa mereka lebih suka bersosialisasi dalam jumlah sedang.
Mitos #5: Introvert Tidak Tahu Cara Bersenang-senang
Mitos ini aneh bagi saya. Selama introvert tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain, maka pendekatan mereka untuk bersenang-senang seharusnya tidak menjadi masalah. Ada gaya hidup berbeda yang ada, dan apa yang menyenangkan bagi satu orang mungkin tidak menyenangkan bagi orang lain.
Seorang introvert mungkin senang bekerja dari rumah, sementara seorang ekstrovert mungkin senang berkumpul dengan teman-temannya beberapa jam sehari. Introvert mungkin kesal memikirkan pergi ke pesta besar, sementara ekstrovert mungkin panik setelah tidak bergaul dengan teman selama lebih dari seminggu. Ini semua baik-baik saja, dan bagaimana seseorang memutuskan untuk bersenang-senang tidak pantas untuk dipermalukan.
Introversi Disalahpahami
Introvert terkadang memiliki reputasi negatif di masyarakat, tetapi kebutuhan introvert akan kesendirian tidaklah buruk. Begitu orang berusaha memahami introversi, banyak yang akan menyadari betapa kreatif dan berwawasannya introver.
Konten ini akurat dan sesuai dengan pengetahuan terbaik penulis dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan saran formal dan individual dari profesional yang berkualifikasi.
© 2022 Charlene H