Multitasking adalah cara hidup bagi banyak ibu yang bekerja di rumah. Istilah work-at-home mom (WAHM) menyiratkan multitasking. Banyak WAHM tidak mempekerjakan pengasuh anak di luar tetapi bekerja sambil mengasuh anak—dua tugas yang sangat berat. Tetapi bahkan WAHM yang anak-anaknya diasuh orang lain dapat mendapati diri mereka melakukan banyak tugas.
Ibu yang bekerja di rumah harus belajar cara melakukan banyak tugas secara efektif sebagai bagian dari a strategi manajemen waktu. Namun yang lebih penting lagi, mereka harus mengembangkan kebijaksanaan untuk mengetahui kapan menggunakannya.
Seperti halnya seni apa pun, untuk mencapai hasil yang indah, seseorang harus disiplin. Multitasking yang dilakukan tanpa disiplin, artinya pada waktu dan tempat yang tidak tepat, tidak efisien dan merugikan keseimbangan keluarga.
Tampilan Multitasking
Atlantik, dalam sebuah artikel mengutuk multitasking, mengutip Publilius Syrus, seorang budak di abad ke-1 SM, yang berkata, "Melakukan dua hal sekaligus berarti tidak melakukan keduanya." Dan American Psychological Association menyoroti sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa perpindahan gigi secara mental di antara tugas membutuhkan lebih banyak waktu daripada itu menghemat. Sebuah artikel di NPR.org menunjukkan bahwa sering kali kita mengira kita melakukan banyak tugas padahal sebenarnya tidak. Kami mengalihkan perhatian kami dari satu tugas ke tugas lainnya dengan sangat cepat tetapi tidak mengerjakannya secara bersamaan.
Multitasking Dibangun Untuk Menjadi Seorang Ibu
Dalam beberapa hal, poin terakhir itu hanyalah memetik telur kutu untuk ibu yang bekerja di rumah. Apakah kita mengganti persneling dengan cepat atau melakukan dua hal sekaligus, kita memiliki banyak bola di udara. Jadi pertanyaannya menjadi bagaimana agar mereka tidak menghujani kita.
Multitasking adalah bagian dari menjadi seorang ibu sejak pertama kali Anda menggendong bayi di pinggul sambil menyeka susu yang tumpah. Kemampuan multitasking adalah sifat kepribadian yang esensial untuk ibu rumah tangga yang bekerja. Tetapi seberapa banyak Anda dapat mempraktikkannya tergantung pada pilihan penitipan anak, pekerjaan, dan keluarga Anda.
Misalnya, karyawan telecommuting dan kontraktor independen memiliki jumlah kebebasan yang berbeda untuk mengintegrasikan tugas rumah dan pekerjaan. Dan orang tua balita mungkin menemukan bahwa, untuk alasan keamanan, anak mereka membutuhkan perhatian penuh.
Jadi, pada akhirnya, saya harus tidak setuju dengan para budak dan psikolog. Multitasking pada dasarnya tidak buruk tetapi, seperti yang lainnya, itu bisa digunakan secara berlebihan. Jadi berhati-hatilah dengan multitasking Anda dan tetapkan beberapa pedoman multitasking untuk dirimu.