Abad ke-20 digambarkan sebagai “zaman keragaman musik” karena para komponis memiliki lebih banyak kebebasan berkreasi. Komposer lebih bersedia bereksperimen dengan bentuk musik baru atau menemukan kembali bentuk musik masa lalu. Mereka juga memanfaatkan sumber daya dan teknologi yang tersedia bagi mereka.
Suara Baru Abad 20
Dengan mendengarkan musik abad ke-20 dengan seksama, kita dapat mendengar perubahan inovatif ini. Ada, misalnya, keunggulan instrumen perkusi, dan terkadang penggunaan pembuat kebisingan. Misalnya, "Ionisasi" Edgar Varese ditulis untuk perkusi, piano, dan dua sirene.
Cara baru untuk menggabungkan akord dan membangun struktur akord juga digunakan. Misalnya, Piano Suite Arnold Schoenberg, Opus 25 menggunakan rangkaian 12 nada. Bahkan meteran, ritme, dan melodi menjadi tak terduga. Misalnya, dalam “Fantasy” karya Elliott Carter, ia menggunakan modulasi metrik (atau modulasi tempo), sebuah metode untuk mengubah tempo dengan mulus. Musik abad ke-20 sangat berbeda dengan musik periode sebelumnya.
Konsep Musik yang Mendefinisikan Era
Ini adalah beberapa teknik musik paling penting yang digunakan oleh komposer abad ke-20.
- Emansipasi disonansi – Mengacu pada bagaimana komposer abad ke-20 diperlakukan dengan bebas akord disonan. Apa yang dianggap disonan oleh komposer masa lalu diperlakukan berbeda oleh komposer abad ke-20.
- Akord keempat – Sebuah teknik yang digunakan oleh komposer abad ke-20 di mana nada akord terpisah keempat.
- Polikord – Teknik komposisi yang digunakan pada abad ke-20 di mana dua akord digabungkan dan dibunyikan secara bersamaan.
- Gugus nada – Teknik lain yang digunakan selama abad ke-20 di mana nada akord adalah setengah langkah atau seluruh langkah terpisah.
Membandingkan Musik Abad ke-20 dengan Era Sebelumnya
Meskipun komposer abad ke-20 menggunakan dan/atau dipengaruhi oleh komposer dan bentuk musik masa lalu, mereka menciptakan suara unik mereka sendiri. Suara unik ini memiliki banyak lapisan berbeda, berasal dari kombinasi instrumen, pembuat kebisingan, dan pergeseran dinamika, meter, nada, dll. Ini berbeda dengan musik masa lalu.
Selama Abad Pertengahan, NS tekstur musik adalah monofonik. Musik vokal suci seperti nyanyian Gregorian diatur ke teks Latin dan dinyanyikan tanpa iringan. Kemudian, paduan suara gereja menambahkan satu atau lebih baris melodi ke nyanyian Gregorian. Ini menciptakan tekstur polifonik. Selama Renaisans, ukuran paduan suara gereja tumbuh, dan dengan itu, lebih banyak bagian suara ditambahkan. Polifoni banyak digunakan selama periode ini, tetapi segera, musik juga menjadi homofonik. Tekstur musik selama Barok periode juga polifonik dan/atau homofonik. Dengan penambahan instrumen dan perkembangan teknik musik tertentu (mis. basso continuo), musik selama Periode Barok menjadi lebih menarik. Tekstur musik Musik klasik sebagian besar homofonik tetapi fleksibel. Selama periode Romantis, beberapa bentuk yang digunakan selama periode Klasik dilanjutkan tetapi dibuat lebih subjektif. Semua berbagai perubahan yang terjadi pada musik dari Abad Pertengahan ke periode Romantis berkontribusi pada musik abad ke-20.
Alat Musik Abad 20
Ada banyak inovasi yang terjadi selama abad ke-20 yang berkontribusi pada bagaimana musik dikomposisikan dan ditampilkan. Amerika Serikat dan budaya non-Barat menjadi berpengaruh. Komposer juga menemukan inspirasi dari genre musik lain (yaitu pop) serta benua lain (yaitu Asia). Ada juga kebangkitan minat pada musik dan komposer masa lalu.
Teknologi yang ada diperbaiki dan penemuan baru dibuat, seperti kaset audio dan komputer. Teknik dan aturan komposisi tertentu diubah atau ditolak. Komposer memiliki lebih banyak kebebasan kreatif. Tema musik yang tidak banyak digunakan di masa lalu diberi suara.
Selama periode ini, bagian perkusi tumbuh dan instrumen yang tidak digunakan sebelumnya dimanfaatkan oleh komposer. Pembuat kebisingan ditambahkan, membuat warna nada musik abad ke-20 lebih kaya dan lebih menarik. Harmoni menjadi lebih disonan dan struktur akord baru digunakan. Komposer kurang tertarik pada nada suara; orang lain benar-benar membuangnya. Irama diperluas dan melodi memiliki lompatan yang lebih lebar, membuat musik tidak dapat diprediksi.
Inovasi dan Perubahan Selama Abad ke-20
Ada banyak inovasi selama abad ke-20 yang berkontribusi pada bagaimana musik diciptakan, dibagikan, dan dihargai. Kemajuan teknologi di radio, TV, dan rekaman memungkinkan masyarakat untuk mendengarkan musik dalam kenyamanan rumah mereka sendiri. Pada awalnya, pendengar menyukai musik masa lalu, seperti musik Klasik. Belakangan, karena semakin banyak komponis yang menggunakan teknik baru dalam mengkomposisi dan teknologi memungkinkan karya-karya ini menjangkau lebih banyak orang, masyarakat semakin tertarik pada musik baru. Komposer masih memakai banyak topi; mereka adalah konduktor, pemain, guru, dll.
Keanekaragaman dalam Musik Abad 20
Abad ke-20 juga melihat munculnya komposer dari berbagai belahan dunia, seperti Amerika Latin. Periode ini juga melihat munculnya banyak komposer wanita. Tentu saja, masih ada masalah sosial dan politik selama periode ini. Sebagai contoh, Musisi Afrika-Amerika tidak diizinkan tampil dengan atau memimpin orkestra terkemuka pada awalnya. Juga, banyak komposer yang secara kreatif dibungkam selama kebangkitan Hitler. Beberapa dari mereka tetap tinggal tetapi dipaksa untuk menulis musik yang sesuai dengan rezim. Yang lain memilih untuk bermigrasi ke Amerika Serikat, menjadikannya pusat kegiatan musik. Banyak sekolah dan universitas didirikan selama ini yang melayani mereka yang ingin mengejar musik.