"Air Force One" adalah istilah yang kita semua kenal dengan baik. Ini adalah fenomena budaya, simbol kepemimpinan, kesuksesan, dan kekuasaan dalam lebih dari satu cara. Tentu saja, penggunaan asli istilah tersebut—yaitu tanda panggilan yang tepat untuk pesawat kepresidenan—adalah simbol yang paling penting.
Inilah yang perlu Anda ketahui tentang Air Force One.
Apa itu Air Force One?
Tanda panggilan Air Force One telah lama mewakili pesawat Angkatan Udara yang diterbangkan oleh presiden Amerika Serikat. Namun, istilah ini telah diwujudkan dalam cara lain yang lebih santai dan kreatif dalam budaya Amerika. Nike, misalnya, merancang sepatu yang disebut “Air Force 1.” Harrison Ford, yang merupakan seorang pilot dalam kehidupan nyata, berperan sebagai presiden Amerika Serikat dalam film tahun 1997 berjudul “Air Force One.”
Secara teknis, istilah Air Force One adalah sebutan untuk setiap pesawat yang ditumpangi presiden Amerika Serikat. Namun, istilah tersebut sekarang dikaitkan erat dengan pesawat Boeing 747-200B tertentu yang diperuntukkan (dan dirancang khusus) untuk penggunaan kepresidenan.
Pesawat Boeing yang disebut sebagai Air Force One menampilkan stempel presiden dan tulisan "Amerika Serikat" sebagai bagian utama dari skema cat mereka, memberi mereka ketenaran dan ketenaran tersendiri dan membuat mereka dikenali kemana pun mereka pergi.
Pesawat Kepresidenan Sebelumnya
Pesawat kepresidenan tidak selalu Boeing 747. Presiden Franklin D. Roosevelt membentuk Presidential Airlift Group, yang melakukan penerbangan kepresidenan, tetapi penerbangan tersebut dilakukan dengan berbagai pesawat. Presiden John Kennedy adalah orang pertama yang terbang dengan jet khusus yang dibuat khusus untuk keperluan kepresidenan—Boeing 707 yang dimodifikasi.
Air Force One hari ini
Model pesawat saat ini—Boeing 747-200B yang dimodifikasi—pertama kali digunakan oleh Presiden George H.W. Bush pada tahun 1990.
Air Force One dioperasikan oleh Airlift Wing ke-89 di Pangkalan Gabungan Andrews di Maryland. Lebih dari 1.200 anggota Angkatan Udara di sana bertanggung jawab atas angkutan kepresidenan serta operasi angkutan VIP lainnya.
Saat bepergian, Presiden biasanya ditemani oleh berbagai pesawat lain, termasuk C-17 atau C-130, yang diterbangkan mendahului presiden untuk membawa perlengkapan keamanan, perbekalan, peralatan, dan semua orang yang diperlukan membantu.
Interior
747-200B menawarkan ruang dalam pesawat seluas lebih dari 4.000 kaki persegi dan mencakup ruang konferensi, ruang tamu, dan ruang konferensi. tempat tinggal presiden, ruang kantor untuk anggota kabinet, dan ruang makan yang bisa menampung semua orang penumpang. Ada 85 telepon terpasang di pesawat—beberapa di antaranya cukup aman untuk menangani percakapan rahasia.
Di dalam Air Force One juga terdapat ruang medis yang dapat diubah menjadi ruang bedah. Seperti yang Anda bayangkan, ada dokter yang siap melayani setiap saat.
Eksterior
Pesawat 747-200B ditenagai oleh empat mesin jet General Electric CF6-80C2B1. Pesawat ini dilengkapi dengan tangga udara depan dan belakang, serta pemuat bagasi mandiri. Perbedaan drastis lainnya antara 747 ini dan lainnya adalah Air Force One memiliki kemampuan untuk mengisi bahan bakar penerbangan, memberikan jangkauan dan daya tahan tak terbatas, dan memastikan bahwa presiden kita dapat tetap mengudara selama mungkin diperlukan.
Panjang | 231 kaki, 10 inci |
Tinggi | 63 kaki, 5 inci |
Lebar sayap | 195 kaki, 8 inci |
Kecepatan maksimum | 630 mil/jam (0,92 MACH) |
Langit-langit | 45.100 kaki |
MTOW | 833.000 pon |
Jangkauan |
7.800nm |
Awak kapal | 30 |
Penumpang | 71 |
Angkatan Udara Berikutnya
Presiden Joe Biden mungkin menjadi presiden pertama yang menerbangkan Air Force One generasi berikutnya: Boeing 747-8. Versi terbaru dari pesawat bersejarah ini akan memberi presiden pesawat yang lebih mumpuni dan efisien.
Model Air Force One yang baru akan mengeluarkan emisi karbon dioksida 16 ton lebih sedikit per perjalanan dibandingkan model lama, dan mereka akan terbang 1.000 mil lebih jauh. Pesawat ini akan terbang sedikit lebih cepat dibandingkan model 747-200B, menjadikan versi baru ini sebagai pesawat komersial tercepat di dunia.
Boeing 747-8 akan memiliki lebar sayap hampir 30 kaki lebih panjang dari pendahulunya, dan akan lebih panjang 18 kaki, sehingga menghasilkan bobot lepas landas yang lebih berat: 987,000 pon, bukan 833,000 pon.
Pesawat 747-8 baru diharapkan siap pada tahun 2024. Pada tahun 2018, Angkatan Udara dan Boeing menandatangani kontrak tetap dengan tingkat bunga tetap yang menetapkan total biaya untuk dua pesawat baru sebesar $3,9 miliar.