Pernahkah Anda bertanya-tanya apa simbolisme di balik orang, wajah, dan fitur? Berikut panduan untuk memahami makna di balik doodle tertentu.
wajah
Penafsiran sebagian tergantung pada apakah wajah itu mewakili diri sendiri atau orang lain. Wajah 'lingkaran' yang sederhana adalah motif dari anak usia dini, dengan 'senyuman' asli yang menunjukkan sifat bahagia-beruntung. Wajah cantik sering digambar oleh perempuan, beberapa analis menyarankan bahwa ini adalah potret diri yang diidealkan. Wajah yang cantik juga bisa menunjukkan 'orang yang ramah'. Sebaliknya, wajah jelek dapat menunjukkan ketidaksukaan orang dan temperamen buruk, tetapi juga dapat mencerminkan pengalaman dengan orang-orang yang kejam atau mengancam, atau media yang menampilkan karakter jelek pola dasar seperti penyihir atau troll. Gagasan keindahan tentu saja sangat subjektif, dan tergantung pada keterampilan artistik. Doodle sering kali diabstraksikan, meskipun beberapa seniman yang tajam mampu menggambar wajah yang cukup realistis dengan kurangnya perhatian terfokus yang biasanya ditunjukkan oleh doodle.
Mata
Mata adalah doodle favorit. Sebagai "jendela jiwa" mereka membawa banyak ekspresi dan makna. Sebagai tantangan kreatif, mereka mungkin juga menyarankan bakat artistik yang frustrasi. Mereka kadang-kadang dianggap menunjukkan keinginan untuk diinginkan. Perasaan diawasi mungkin ditunjukkan dengan menatap mata, atau terutama mata melalui lubang kunci - Anda merasa privasi Anda sedang diserang. Dalam simbolisme tradisional, kita menemukan mata Horus dengan interpretasi perlindungan modern, dan mata Penyelenggaraan mewakili mata Tuhan yang melihat segalanya.
mulut
Corat-coret bibir menggairahkan mungkin menunjukkan keinginan yang frustrasi. Seniman yang frustrasi juga menggambar fitur wajah secara terpisah, karena mereka sering senang menggambar satu per satu meskipun sulit untuk disatukan dengan benar.
Tokoh Orang dan Tokoh Tongkat
Figur tongkat cenderung menunjukkan perkembangan artistik terhenti sangat awal. Interpretasi tergantung pada jumlah detail, siapa tokohnya, dan apa yang mereka lakukan. Gambar figur yang lebih kompleks membutuhkan banyak pemikiran, dan mulai meninggalkan ranah corat-coret dan menjadi karya seni (gambar sadar, bukan corat-coret linglung).